Saturday, 3 August 2019

Menggugat Arti Batak Kamus Besar Bahasa Indonesia

Menggugat Arti Batak Kamus Besar Bahasa Indonesia
Peta Wilayah Kediaman Berbagai Suku Batak (sumber : Toba Na Sae - Sitor Situmorang, pembuat peta tidak disebut)

Pesan Penting Penulis: KITA BERSAUDARA DALAM NKRI, JADI TULISAN INI HANYA PELURUSAN PENGERTIAN, SAKIT HATI DILARANG YA ======= Dalam KBBI yang di kutip online (artikata.com) menyebutkan bahwa arti kata Batak adalah: 1. petualang; pengembara; mem·ba·tak (kata Kerja) 1 bertualang, melanglang; mengembara; 2 merampok; menyamun; merampas; pem·ba·tak (kata Sifat)  perampok; penyamun 2. suku bangsa di daerah Sumatra Utara 3. suku bangsa di daerah Sumatra Utara Cukup aneh memang karena batak itu dulu sebuah Bangsa dengan Kerajaan seperti di catat Pinto dan Pires. Tapi kenapa artiya jadi ada kata Perampok dan Penyamun dan Merampas? Kalau ini di tujukan pada Aru yang menurut catatan Tomi Pires dalam Suma Oriental adalah Bajak Laut masuk akal arti ini. Tapi Batak itu kan ada di antara Pase dan Aru (Pires), dan Aru sendiri masih perdebatan posisinya. Tapi jelas mereka-Aru adalah penguasa lautan dimana sesuai catatan Pires, Raja Batak hanya punya beberapa Lancharas untuk Patroli Semata tanpa ada pelabuhan, sementara Aru punya armada Laut yang kuat. Dan jika kita tarik kebelakang maka dasar Bahasa Indonesia yang saya ketahui adalah Bahasa Melayu Deli. Sehingga pengertian dari Batak ini selalu tidak lepas dari pengaruh Bahasa Melayu Deli dan tentunya bagaimana orang-orang Melayu Deli dulu mendeskripsikan Batak itu. Seperti kita tahu, awal berdirinya kerajaan Melayu Deli adalah saat Kesultanan Aceh membuat perwakilan di Deli tahun 1630. Deli selanjutnya memisahkan diri dari Aceh 1669 dengan beribukota di labuhan (20 KM dari Medan).
Sebelum Belanda memetakan Tanah Melayu untuk dibuat lahan perkebunan, sudah ada penelitian dan identifikasi atas Tanah-Tanah di Sumatra Utara yang di buka atau di huni oleh orang-orang Batak seperti Peta di samping ini  (coba bandingkan dengan peta kabupaten di bawah). Paling banyak korbannya tentunya Kabupaten Karo dimana luasnya tidak sampai ¼ dari daerah yang dihuni dan di buka oleh nenek Moyang Karo. Tapi paling hebat ada pula Karo yang mengaku Bukan Batak mengatakan Batak Itu perampok dan Penyamun, padahal mereka sudah kena rampok. Padahal bukti berkata lain bahwa yang penyamun (bajak laut) itu adalah Aru (Tomi Pires – dan sebagain Masyarakat Karo Percaya bahwa mereka adalah Laskar Kerajaan Aru – hemm) dan kerajaan Melayu di pesisir Timur yang dengan Bantuan Belanda “merampok” tanah leluhur Batak dengan bantuan Peta yang di buat Belanda dengan sesuka hati. Belanda memang pintar, dan ingin menghindari tuduhan sebagai perampas tanah ulayat. Jadi mereka memperluas peta Kerajaan Melayu Pesisir dan membuat perjanjian Sewa menyewa dengan Kerajaan Melayu yang jadi Penguasa, dan mereka mendapatkan Tanah itu secara legal bukan? Perlawanan Datuk Sunggal yang bermarga Surbakti atas Belanda adalah karena merasa tanah ulayatnya di Rampok oleh Belanda lewat Kerajaan Deli. Nah apakah Datuk Sunggal yang perampok atau Pemberontak? Tidak pernah ada catatan mengatkan dia adalah Pemberontak dia adalah Pejuang atas kaum dan tanahnya meski belum bisa dijadikan Pahlawan Nasional, mengingat betap repotnya Belanda dan berlarut-larutnya Perang Sunggal (1872-1895 = 23 tahun) bisa jadi Belanda Menyebut ini sebagai Batak Oorlog (perang Batak) mengutip arti Batak Melayu deli seakan mendeklaraikan Bahwa Datuk Sunggallah yang merupakan Perampok. Perlawanan juga terjadi oleh Raja Simargolang di Asahan dan Batubara dan Juga-juga Raja Simalungun atas konsesi Tanah Sepihak oleh Belanda.

13710990551453034064
Kabupaten-kabupaten di Sumatera Utara yang diwarnai, memiliki mayoritas penduduk Batak (akhirnya disebut daerah Batak). Sumber Wikipedia.org"
13710990551453034064
Dan identitas negative Batak waktu itu semakin dikukuhkan karena pada masa itu, Batak yang bukan Muslim dianggap kafir oleh Melayu dan Muslim, sehingga banyak dari Masyarakat Batak ketika masuk Islam meninggalkan semua termasuk marga, budaya dan bahasa. Ada juga kelompok yang setengah Tanggung sehingga ini disebut oleh masyarakat Karo sebagai Maya-Maya (yang masih bermarga tetapi sudah boleh kawin semarga) dan Batak Toba mengenal Sebagai Dalle (Sama juga semarga boleh kawin dan posisi tanggung antara Melayu dan Batak). Tapi kelompok di atas sudah mulai kembali kepada Adat Istiadat yang dipegang teguh saudaranya di pedalaman dan sebelah Barat. Tapi kadang malah mereka seperti onak duri yang sering melukai. Jadi kenapa dikatakan Batak itu bersifat Perampok dan Penyamun? Silahkan anda Pikirkan sendiri tetapi yang perlu di Ingat dalam Republik Indonesia ini kita bersaudara, masa lalu adalah sejarah untuk menapakan kaki kedepan. Salam Pewaris Nusantara. silahkan Mampir ke lapak saya di : http://batak.web.id  (sudah di publish disini)


https://www.kompasiana.com/
Read more